a.
Menganalisis kesiapan koperasi dengan Analisis SWOT
Kali ini kita akan
menganalisis persiapan koperasi menghadapi era globalisasi menggunakan analisis
SWOT. Mungkin sebagian dari kita belum mengenal apa itu analisis SWOT, disini
saya akan membahas sedikit mengenai analisis SWOT.
Apa itu analisis SWOT? Analisis SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisa
SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi
utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa
SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan
dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang
berjalan. Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan
dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur
kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul
mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam
melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu diperhatikan
faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau
kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau
hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakukan.
Didalam penelitian analisis SWOT kita
ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor
dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :
1.
Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O
atau Maxi-maxi)
Strategi
yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang
yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan koperasi adalah pada keunggulan
Mengutamakan kepentingan Anggotanya. Prinsip pengelolaan
bertujuan memupuk laba untuk kepentingan anggota. Misalnya koperasi pertanian
mendirikan pabrik pengilingan padi. Maksudnya adalah laba/Sisa hasil Usaha yang
dihasilkan oleh koperasi akan dibagi kepada anggota, maka keunggulan ini dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan anggota yang nantinya dapat membantu
mengembangkan perkoperasian dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2.
Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O
atau Mini-maxi)
Kesempatan
yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan yang ada.
Misalnya Keterbatasan dibidang permodalan. Bagi koperasi yang baru saja berdiri
mungkin akan mengalami sedikit kesulitan modal untuk dapat berkembang, koperasi
bisa bekerjasama dengan bank yang memiliki dasar koperasi. Pilihan strategi
lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3.
Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau
Maxi-min)
Dalam
analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba
mencari kekuatan yang dimiliki koperasi yang dapat mengurangi atau menangkal
ancaman tersebut.
4.
Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau
Mini-mini)
Dalam situasi
menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi
yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya
yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada
usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan
bank atau pemerintahan, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.
Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, koperasi dapat mengambil
langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan
yang terarah dan mantap, dengan kata lain koperasi dapat menerapkan strategi
yang tepat.
b.
Persiapan Koperasi Dalam Era Globalisasi
Solusi
menggerakan denyut nadi koperasi menghadapi globalisasi adalah melalui
pemberdayaan masyarakat sendiri secara profesional, otonom, dan mandiri dalam
arti berkemampuan mengelola usaha sebagaimana layaknya badan usaha lain,
koperasi juga harus mampu mengoptimalkan potensi ekonominya serta memiliki
kemampuan untuk bekerjasama dengan seluruh perilaku ekonomi. Dengan semakin
besarnya peluang masyarakat dan meningkatnya jumlah kelompok masyarakat yang
memiliki usaha produktif, perlu dipertimbangkan untuk menumbuhkan
koperasi-koperasi baru yang otonom, dan mandiri. Untuk itu perlu :
a.
dimotivasi melalui pendidikan
b.
sosialisasi dalam rangka pengembangan
sosial kapital kelompok masyarakat
c.
membangun sistem pemberdayaan ekonomi
kaum masyarakat
d.
memacu pengembangan usaha produktif
e.
menumbuhkan jiwa kewirakoperasian serta
f.
mempermudah mekanisme pendirian
koperasi.
Ada
tiga hal perubahan yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan koperasi dalam
menghadapi tantangan ekonomi global adalah :
1.
Pembenahan aspek kelembagaan
Seperti
diketahui, kelembagaan koperasi secara garis besar terdiri dari fungsi
pengurus, fungsi pengawas, fungsi manajer, dan karyawan koperasi. Dalam
praktiknya, koperasi tersebut tumpang tindih. Ada hal-hal yang tidak jelas dan
terkait satu sama lain dalam pelaksanaan fungsi-fungsi itu. Akhirnya yang
terjadi adalah penyalahgunaan wewenang salah satu pihak untuk memperkaya diri
sendiri.
2. Sumber
Daya Manusia (SDM)
Sebagai
badan usaha yang berbasis pada masyarakat golongan ekonomi lemah, masalah yang
umum terjadi pada koperasi adalah keterbatasan dan kelemahan SDM. Tenaga
pengelola hanya mengandalkan semangat “pengabdian”, bukan profesionalisme.
Karena itu untuk peningkatan SDM perlu diadakan latihan-latihan intensif atau
kursus singkat. Selain itu jalur perguruan tinggi perlu digandeng pula.
Koperasi perlu mengadakan kerja sama dengan kalangan perguruan tinggi.
3. Sektor
modal dan lingkungan
Selama ini
koperasi dianaktirikan dalam perekonomian Indonesia. Lembaga perbankan lebih
mengutamakan pengucuran kredit untuk para konglomerat. Kolusi dan korupsi yang
dilakukan sektor perbankan dan konglomerat menyebabkan sempitnya alokasi kredit
untuk koperasi. Penyalahgunaan uang negara tersebut telah menyebabkan
terjadinya konsentrasi penyaluran modal kepada segelintir perusahaan
konglomerat. Hal ini makin mempersempit kesempatan koperasi untuk memperoleh
modal dari perbankan. Sekarang pemerintah harus mengalihkan perhatian pada
koperasi. Alokasi kredit untuk koperasi harus diperbesar. Koperasi harus
dipermudah memperoleh pinjaman modal dari bank. Dengan cara demikian koperasi
akan berusaha mengejar ketertinggalannya untuk mengurangi makin tajamnnya
kesenjangan perekonomian Indonesia.
C.
Langkah Koperasi untuk Menghadapi Era Globalisasi
Berikut
ini adalah ringkas langkah koperasi untuk menghadapi era-globalisasi:
1. Dalam
menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan
kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan
aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap
koperasi berbeda-beda.
2. Adanya
efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya
tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh
lembaga non-koperasi.
3. Kesungguhan
kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras,
figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta
transparan.
4. Pemahaman
pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai
koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting
karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah
terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami
secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
5. Kegiatan
koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
6. Koperasi
produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali
supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun mampu
setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus
globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi
sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam
memajukan perekonomian.
Sumber:
http://cahyopriyambodo.blogspot.co.id/2014/10/persiapan-koperasi-indonesia-menghadapi.html
http://tiapratiwiw.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://who21.wordpress.com/2014/01/15/kelebihan-dan-kekurangan-koperasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar