INFLASI
a. Pengertian
Inflasi dan contoh – contohnya
Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga
barang-barang yang sifatnya itu umum dan terus-menerus. Dapat disebut inflasi
jika ada tiga faktor yaitu :
1. Kenaikan harga
Harga barang dapat di katakana naik
jika harganya menjadi tinggi dari harga sebelumnya. Contohnya harga BBM yaitu
Rp35,00/ltr pada mingu lalu, sedangkan pada minggu ini harga BBM menjadi
Rp45,00/ltr lebih mahal dari minggu kemarin.
2. Bersifat umum
Kenaik harga suatu barang tidak
dapat di katakana inflasi jika naiknya barang tersebut tidak menyebabkan
harga-harga secara umum . Contohnya : jika harga BBM naik maka ongkos angkutan
umum,bahan-bahan pokok menjadi naik ini baru bias disebut inflasi.
3. Berlansung terus-menerus
Naiknya harga suatu barang tidak
dapat di katakana inflasi jika naiknya barang tersebut terjadinya hanya sesaat,
inflasi itu dilakukan dalam rentang minimal bulanan.
Ada beberapa faktor maslah sosial yang
muncul dari inflasi yaitu :
1. Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat
1. Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat
2. Memburuknya distribusi pendapatan
3. Terganggunya stabilitas ekonomi.
3. Terganggunya stabilitas ekonomi.
b. Dampak
inflasi
Inflasi memiliki dampak
positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila
inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak
terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi
kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi
dan produksi
karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat
yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh
seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun pada tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha,
tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai
yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan
orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga,
namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila
orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi
akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana
dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam
uang dari bank
(debitur),
inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur,
nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur
atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian
lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen,
inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen,
maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan
produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju
inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada
pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat
mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku
bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan
pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
c. Faktor
yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara
Menurut
Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus
menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat. Peranan ini bersumber
dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni
1. investasi
merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan
investasi akan meningkatkan permintaan agregat , pendapatan nasional serta
kesempatan kerja
2. pertambahan
barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi
3.
investasi
selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Dalam model pertumbuhan endogen
dikatakan bahwa hasil investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di
suatu negara semakin besar. Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan
publik di bidang sumberdaya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi
eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu
mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun teknologi
tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun model pertumbuhan
endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak perlu ditonjolkan untuk
menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Lebih lanjut
Cara investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, simplenya
jika kita analogikan dari ala pedesaan. Dimana seorang petani yang
menginvestasikan hartanya untuk membeli peralatan
untuk menjalankan aktivitasnya sebagai petani dan bisa menghasilkan pendapatan.
Begitu juga tentang cara investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan nasional.
Yaitu dimana ketika suatu negara bisa mengadakan suatu proyek investasi yang
bisa menghasilkan pendapatan maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat lalu
perlu diketahui bahwa bila adanya kenaikan tingkat suku bunga bisa
mengakibatkan turunya investasi dan menurunya GDP riil yang ada.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://taufieqhiedaeyat.blogspot.com/
http://antoniusgunadarma.blogspot.com/2012/04/pengaruh-investasi-terhadap-pertumbuhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar